Minggu, 15 Februari 2009

Menunggu Puisi

Diposting oleh LaPoLa

Menunggu Puisi


Puisi berjalan pincang di depanku

Tak menyapa ia walau dengan sepatah kata

: Apa kabarku.

Tak singgah ia barang sebentar saja

: Berbincang denganku.

Puisi berlari jauh di depanku

Tak tinggalkan ia sebait saja

: Untuk kunikmati

Tak hiraukan aku yang merenung di sni

: Selalu menunggu puisi.

Kali Urang, 19-11-2008 12.16 PM

1 komentar:

-akhmad siddiq- mengatakan...

beruntunglah menjadi puisi: menerima rindu tertulis, mendapatkan harap yang terungkap.

membaca puisi ini seperti membaca lirik-lirik Sutradji "Kalsium" Bahri yang sedang dicandai asmara. Saat ia muda dulu.

Selamat, selamat, Om. Di sini, saya kebasahan...

Posting Komentar