Menunggu Puisi
Puisi berjalan pincang di depanku
Tak menyapa ia walau dengan sepatah kata
: Apa kabarku.
Tak singgah ia barang sebentar saja
: Berbincang denganku.
Puisi berlari jauh di depanku
Tak tinggalkan ia sebait saja
: Untuk kunikmati
Tak hiraukan aku yang merenung di sni
: Selalu menunggu puisi.
Kali Urang, 19-11-2008 12.16 PM
1 komentar:
beruntunglah menjadi puisi: menerima rindu tertulis, mendapatkan harap yang terungkap.
membaca puisi ini seperti membaca lirik-lirik Sutradji "Kalsium" Bahri yang sedang dicandai asmara. Saat ia muda dulu.
Selamat, selamat, Om. Di sini, saya kebasahan...
Posting Komentar