Puisi, sapa aku. Sekali saja. Pangku aku: Buai aku dengan jutaan aksarara. Hingga Terajut kata-kata!
22-Agustus-2009. 21:54
Selalua Ada Jarak Antara Aku dan Puisi. Begitu juga: Antara Perbuatan Diri dan Ketulusan Hati!
21-Agustus-2009. 20:53
Kutemukan Puisi di matamu, Kuingin Goreskan Aksara itu di Dadamu...
07-Agusttus-2009. 14:20
Kau Mencumbuku dengan Lumatan Aksara; Merangsangku dengan Belaian Kata-kata.
24 Juli 2009. 21:04
Sebuah Tanya.
Tolong sampaikan pesan pada perempuanku, sebuah tanya
: Apa yang membuatku melonjak terperanjat?
Kalau bukan pesonanya. Jika bukan auranya
: Keanggunannya!
Tolong sampaikan pesan pada perempuanku, sebuah tanya
: Apa yang membuat hidupku bersemangat?
Kalau bukan senyumnya. Jika bukan isyaratnya
: Kebijaksanaannya!
Tolong sampaikan pesan pada Perempuanku, sebuah tanya
: Apa yang mampu mematahkan hatiku?
Kalau bukan dukanya. Jika bukan tangisnya
: Ketidakpeduliannya!
ketajaman lidah kata memahat jutaan prosa.
ketajaman mata hatimu menyuruhku mencipta
Kakibukit 09-Maret-09 12:48 Pm
Menunggu Puisi
Puisi berjalan pincang di depanku
Tak menyapa ia walau dengan sepatah kata
: Apa kabarku.
Tak singgah ia barang sebentar saja
: Berbincang denganku.
Puisi berlari jauh di depanku
Tak tinggalkan ia sebait saja
: Untuk kunikmati
Tak hiraukan aku yang merenung di sni
: Selalu menunggu puisi.
Kali Urang, 19-11-2008 12.16 PM
Sesuatu, kekasih.
Sesuatu, kekasih.
Aku pertahankan dan melawan ketidakberdayaan
sejatinya karena: sebuah ketulusan
Rasa kepedulian.
Sesuatu, kekasih.
Aku perjuangkan sepenuhnya,
untuk pembuktian dengan sebenar-benarnya
Bahwa kau: cukup berarti. Sungguh berarti. Selamanya berarti, untukku!
Kali Urang, 23-11-2008 3:00 pm
Oo. Puisi.
Puisi hinggap di payudara perawan
tertidur ia di kutang warna hitam
: cemburu aku pada puisi.
Ah, bukan
Pada payudara perempuan berkutang warna hitam.
Kali Urang, 19-11-2008 12:23
Aku rindu sajak-sajakmu
Datangkan ia ke pangkuan
Tunda dulu sebentar
Tunggu wedang kopi diantar
Aku rindu sajak-sajakmu
Tuangkan ia di wedang kopiku
Toast.. Mari bersulang.
Asmara di Musim Hujan
Di sini hujan, sayang.
Aku kebasahan sendirian.
Maukah kau menemaniku.
Memberhentikan rintik rinai.
Meramaikan sepi.
Aku: Kau merasakan hujan?
Dia: Masih belum, di sini mendung.
Aku: Aku kebasahan.
Dia: Kamu bohong.
Aku: Di sini hujan. Deras. Angin menderu.
Dia: Tadi aku baca perkiraan cuaca, di kotamu tidak ada hujan, kok!
Aku: Aku sendirian. Kebasahan.
Dia: Di sini belum….
Di sini hujan, sayang.
Aku kebasahan sendirian.
Maukah kau menemaniku.
Memberhentikan rintik rinai.
Meramaikan sepi.
Angin menderu rindu: Aku dibasahi rindu.
Kali Urang 16-Feb-2008